Aku kesal tapi juga senang. Curiga sekaligus berharap bahwa sosok Jojo memang ada. Rasa penasaran menghantuiku belakangan ini, hampir tiap malam aku tertidur setelah menghitung beratus-ratus domba dengan jarum jam yang hampir menunjuk pukul 2 subuh. Belum lagi Justin yang selama seminggu ini terus mencekokiku dengan berbagai analisisnya yang mengerikan, menurutnya Jojo sebenarnya adalah pribadi yang sengaja diciptakan oleh wanita psikopat yang lesbian. Atau Jojo sebenarnya adalah rekayasa teman kantorku yang bernama Kuna, lelaki keturunan Arab yang aneh, yang sudah lama naksir padaku. Aku langsung bergidik dan ingin membenamkan wajah Justin ke liang kloset. Aku putus asa, merasa dipermainkan, marah dan kecewa. Tapi aku terlanjur jatuh cinta pada Jojo, bodoh memang! Tapi aku merasa Jojo adalah pria yang nyata, jauh ada di
Senin, 27 Oktober 2008
My Blind Date
“Ada kartunya, honey. Cepat buka, aku penasaran.” Jawab Nina sambil terkikik jahil. Tangan kirinya menyodorkan sebuah amplop kecil berwarna merah jambu. Aku cepat-cepat membuka amplop, mengambil kartu bergambar hati yang dipanah panda bersayap malaikat, di atas hati itu ada tulisan I LOVE YOU, norak, pikirku segera. Aku membuka kartu itu dan melihat tulisan tebal yang ditulis memakai spidol hitam, I’M SORRY, LOVE: JOJO. Seminggu sejak tragedi kencan buta yang gagal, aku menghabiskan liburan di apartemen bersama Nina dan Justin, sekarang saat aku mulai ingin melupakan Jojo sialan, dia datang lagi bersama dengan bunga mawarnya yang cantik beserta kartu anak SMA-nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar